TUGAS
MAKALAH
TENTANG
PERMAINAN
BULU TANGKIS
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK
5 :
- AHMAD PANJI
- FEBRINA ROSA.W
- HAMKA PRAJA
- NOFELIA
- REGINA SURYANI
GURU
PEMBIMBING :
SMAN
1 KOTA SUNGAI PENUH
TAHU
AJARAN 2015-2016
Kata
Pengantar
Puju
syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya makalah yang berjudul Permainan Bulu Tangkis ini dapat
terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan dan tepat pada waktunya.
Makalah yang membahas tentang sejarah, tehnik dasar dan peraturan
dalam permainan bulu tangkis . Dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak.
Semoga
makalah ini bermamfaat untuk para pembaca.
Sungai
Penuh,
24
November 2015
Kelompok
5
Daftar
Isi
Cover
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
BAB
1 Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penulisan
BAB
II Pembahasan
2.1
Pengertian Bulu Tangkis
2.2
Sejarah Permainan Bulu Tangkis
2.3
Peraturan Permainan Bulu Tangkis
2.4
Teknik Dasar Bermain Bulu Tangkis
BAB
III Penutup
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
Daftar
Pustaka
BAB
I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Permainan
bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di
dunia. Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur,
berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan
olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan
juga sebagai ajang persaingan. Permainan bulutangkis merupakan
permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara
satu orang melawan satu, atau dua orang melawan dua orang. Permainan
ini mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola mudah
dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat dimainkan
di dalam maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan oleh siapa
saja. Oleh karena itu, permainan bulutangkis dapat berkembang pesat.
Di Indonesia, olahraga bulutangkis mengalami perkembangan pesat
karena tak lepas dari kerja keras pelatih, atlet, dan pengurus, dalam
pembinaan atlet bulutangkis. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang
diraih dalam kejuaraan-kejuaraan yang diikuti oleh atlet Indonesia,
seperti kejuaraan Thomas Cup, Uber Cup, All England, Olimpiade, dan
sebagainya. Prestasi bulutangkis yang diraih bukanlah hal yang cepat
dan mudah, semua itu melalui proses yang panjang, dan membutuhkan
waktu yang lama, mulai dari pemasalan, pembibitan, hingga pembinaan
secara terpadu, terarah, dan berkelanjutan. Partisipasi dari semua
pihak, baik dari pemerintah melalui sekolah, maupun dari masyarakat
sangat diperlukan guna pembinaan dan pengembangan olahraga
bulutangkis, misalnya melalui perkumpulan atau klub. Dari keduanya
diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan dan
pengembangan olahraga, termasuk bulutangkis.
Secara
sistematik, untuk bisa bermain bulu tangkis dengan tepat dan baik
perlu dilakukan yaitu latihan yang dilakukan secara terencana dan
terprogram yang didasarkan pada pelaksanaan yang benar dan teratur.
Secara sistemik, yakni berbagai komponen latihan yang terkait harus
dilaksanakan secara terpadu. Melihat banyaknya unsur latihan yang
terkait, maka perlu adanya strategi pendekatan yang tepat.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini adalah:
- Bagaimana sejarah permainan Bulu tangkis?
- Apa sajakah peraturan dalam permainan bulu tangkis?
- Dan bagaimana teknik dasar dalam bermain permainan bulu tangkis?
1.3
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini salah satunya yaitu untuk menyelesaikan tugas
kelompkok
5 tentang permainan bulu
tangkis dan tentunya untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca
tentang permainan bulu tangkis atau mungkin menumbukan minta dan
bakat para pembaca dengan membaca makalah ini.
BAB
II
Pembahasan
2.1
Pengertian
Bulu Tangkis
Bulu
tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok
olahraga permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di
luar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam
ukuran panjang dan lebar tertentu. Olahraga bulutangkis dimainkan di
atas lapangan yang di batasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang
dan lebar tertentu. Lapangan di bagi dua sama besar dan di pisahkan
oleh net yang direnggangkan di kedua tiang net yang ditanam di
pinggir lapangan.
Bulutangkis
adalah suatu permainan yang menggunakan sebuah raket dan shuttlecock
yang di pukul melewati sebuah net. Permainan dimulai dengan cara
menyajikan bola atau service, yaitu memukul bola dari petak service
kanan ke petak servis kanan lawan, sehingga jalan bola menyilang.
2.2
Sejarah
Permainan Bulu Tangkis
Olah
raga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno
sekitar 2000 tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan
Tionghoa bernama Jianzi yang melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa
raket. Objek atau misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar
tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di
Inggris sejak zaman pertengahan, permainan ini dimainkan oleh
anak-anak disebut dengan Battledores atau Shuttlecocks, raketnya
memakai dayung/tongkat (Battledores). Ini cukup populer di
jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch
mempublikasikan kartun untuk
permainan
ini. Penduduk Britania membawa permainan ini ke Jepang, Tiongkok, dan
Siam selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera
menjadi permainan anak- anak di wilayah setempat mereka. Olah raga
kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di
Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan
memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab itu kota Pune dikenal
sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan tersebut juga
dikenali sebagai Poona. Para tentara membawa permainan itu kembali ke
Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang
pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur
mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new game”
Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton
(Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di Gloucestershire,
Inggris.
Rencengan
peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877.
Asosiasi Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan
internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan
Kejuaraan All England. Bulutangkis menjadi sebuah olah raga populer
di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini
mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia. Federasi
Bulutangkis Internasional (IBF) didirikan pada 1934 dan membukukan
Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada,
Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India
bergabung sebagai afiliat pada 1936. Olah raga ini menjadi olah raga
Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia
dan Korea Selatan sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas
tahun itu.
Perkembangan
Bulutangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan
bangsa Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik, gerakan
kemerdekaan, sampai dengan periode pembangunan masa orde baru dewasa
ini. Beberapa orang Belanda membawa jenis cabang. olahraga ini, serta
pelajar-pelajar Indonesia yang pulang belajar dari luar negeri,
dengan cepat menjadikan cabang olahraga ini digemari masyarakat. Pada
sekitar tahun 40 – an, cabang ini telah merasuk di setiap pelosok
masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru menemukan bentuk
organisasinya setelah tiga tahun diselenggarakan PON I di Solo 1948.
Tepatnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan Bulutangkis Indonesia baru
terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung. Kegiatan yang semarak,
pertandingan kompetisi yang teratur, dalam waktu tujuh tahun telah
membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan merebut Thomas Cup,
lambang supremasi dunia Bulutangkis. Hampir tidak masuk akal menurut
pertimbangan ilmiah, bangsa yang baru saja hancur karena perang
kemerdekaan, ternyata mampu meraih prestasi gemilang di dunia
internasional. Keberhasilan ini tidak saja mengejutkan dari arti
prestasi, tetapi juga memberikan pengaruh yang mantap. Keberhasilan
itu sekaligus menarik perhatian pemerintah masyarakat, sehingga sejak
tahun 1958 itu, PBSI tidak lagi bekerja seorang diri. Tidak saja
hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para pemain Indonesia mampu
menunjukkan prestasinya di berbagai turnamen internasional, seperti
All England, Asian Games, Uber Cup dan
lain-lainnya.
Oleh karena perkembangannya sudah cukup luas, maka perlu didirikan
organisasi yang akan mengatur kegiatan bulutangkis. Organisasi
tersebut diberi nama “Internasional Badminton Federation” (IBF)
pada tanggal 5 Juli 1934. Di Indonesia sendiri dibentuk organisasi
induk tingkat nasional yaitu Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia
(PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951. Kemudian pada tahun 1953 Indonesia
menjadi anggota IBF. Dengan demikian Indonesia berhak untuk mengikuti
perandingan-pertandingan Internasional.
2.3
Peraturan
Permainan Bulu Tangkis
Peraturan
permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton
Federation). Beberapa peraturan tersebut adalah :
- Ukuran Lapangan
a.
Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau
warna lainnya yang terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½
inci). Dalam menandai lapangan, lebar dari garis tengah lapangan
harus dibagi dua, sama antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan
garis servis pendek dan garis servis panajng (masing-masing 3,8 cm
atau (1½ inci) harus berada di dalam ukuran 13” atau sama dengan
3,96 m yang dicantumkan sebagai panjang lapangan servis, dan
ketebalan dari semua garis batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½
inci) harus berada dalam batas ukuran yang telah ditentukan.
b.Jika
ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas lapangan
untuk permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk permainan
tunggal. Garis batas belakang juga menjadi garis servis panjang, dan
tiang-tiang atau garis batas pada jaring akan ditempatkan pada garis
samping lapangan.
2.
Tiang
Tinggi
kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus
kuat, agar jaring tegang dan lurus dan ditempatkan pada garis batas
samping lapangan.
3.
Jaring
Jaring
harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring
1,6 cm sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung
atas jaring harus berada 152 cm (5 kaki) dari lantai pada pertengahan
lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya. Jaring harus
mempunyai tepi dari pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah
pita tersebut didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik dan
ditegangkan dari ujung-ujung tiang.
- Kok atau Shuttlecock
Sebuah
shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai 14-16
helai bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang berdiameter
2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung bawah sampai ujung yang menempel
pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini
menyebar menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung
bawahnya, serta diikat dengan benang atau bahan lain cocok sehingga
kuat.
5.
Pemain
Permainan
harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi
lapangan (pada permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain di
satu sisi (pada permainan ganda). Sisi lapangan tempat tim yang
mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside),
sedangkan sisi yang timnya menerima servis dinamakan sisi luar
(outside).
6.
Pengundian
Sebelum
pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang
berlawanan untuk mengundi pihak yang berhak melakukan servis pertama
dan memilih sisi lapangan bagi timnya untuk memulai permainan.
7.
Penilaian
Ada
beberapa macam penilaian :
a.
Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas
15 angka, seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam
pertandingan dengan nilai 15, bila kedua belah pihak telah mencapai
angka 14 sama. Pihak yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat
menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan
setting game). Jika pertandingan telah ditetapkan (diset), maka nilai
awal yang ditentukan dinamakan “love-all”. Pihak pertama yang
mencapai angka 3 dinyatakan sebagai pemenang.
b.
Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika
telah dicapai angka 10-10 , maka pihak yang lebih dahulu mencapai
angka 10 berhak menambah nilai tambahan akhir dengan 3 angka. Pihak
yang pertama mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang. c. Kedua
pihak yang bertanding akan memainkan tiga sel pertandingan untuk
menentukan pemenang. Pemain yang mampu memenangkan lebih dahulu 2 sel
pertandingan (2 games) akan dinyatakan sebagai pemenang. Pemain akan
bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap akhir suatu game. Pada
game ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai akhir
mencapai :
1)
Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka
2)
Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
3)
Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka
Keterangan
: Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin. Jika kedua
pemain mencapai poin 20-20, maka terjadilah deuce (yus). Pemenang
dapat ditentukan jika telah muncul selisih 2 poin (misalnya 22-20).
Bila selisih masih 1 poin (21-20), pemenang belum dapat ditentukan.
Angka maksimal tiap game adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi
poin 29-29, maka pemenangnya adalah pemain yang terlebih dulu
mencapai angka 30.
8.
Pertandingan Ganda
Beberapa
peraturan dalam pertandingan ganda adalah sebagai berikut :
a.
Telah ditetapkan pihak mana yang akan melakukan servis pertama pemain
di bidang servis kanan memulai pukulan servis ke arah lawan yang
berdiri secara diagonal dihadapannya.
b.
Pukulan servis pertama yang dilakukan pihak berada di sisi dalam
lapangan selalu dilakukan dari bidang servis kanan.
c.
Hanya pemain yang menjadi “sasaran” servis saja yang boleh
menerima servis. Jika shuttlecock tersentuh atau dipukul oleh pemain
pasangannya, pihak yang berada disisi dalam mendapat angka.
d.
Hanya satu pemain pada pihak yang melakukan servis permulaan atau
pertama dari suatu pertandingan yang dapat melakukan pukulan servis
tersebut.
e.
Jika seorang pemain melakukan servis yang tidak pada gilirannya atau
dari sisi lapangan yang salah, dan pihak yang melakukan servis yang
memenangkan reli tersebut, maka akan terjadi let kembali yang harus
diajukan sebelum pukulan servis berikut dilakukan.
9.
Pertandingan Tunggal
Dalam
pertandingan tunggal, peraturan 8a dan 8e berlaku pada pertandingan
tunggal. Tambahan peraturan untuk pertandingan tunggal adalah sebagai
berikut:
a. Permaianan akan
melakukan servis dari atau menerima servis dari bidang servis kanan
hanya bila nilai pelaku servis adalah 0 atau angka genap
pertandingan.
Servis dilakukan dan diterima dari bidang servis kiri bila nilai
pelaku servis merupakan angka ganjil.
b. Kedua pemain yang
bertanding akan mengubah bidang servis tempat masing-masing pemain
itu berdiri setiap kali sebuah angka dibuat.
10.
Kesalahan
Kesalahan
yang dilakukan pemain yang berada pada sisi dalam lapangan akan
menggagalkan servis yang dilakukannya. Jika kesalahan dilakukan oleh
pemain yang berada di sisi luar (sisi lapangan yang menerima servis),
maka satu angka diperoleh pihak yang berada di sisi dalam (sisi
lapangan yang melakukan servis).
11.
Kesalahan terjadi jika
a. Saat melakukan
servis, posisi shuttlecock pada saat disentuh raket berada di atas
ketinggian pinggang pemain; atau salah satu bagian dari kepala
raket berada pada posisi lebih tinggi dari salah satu bagian tangan
pelaku servis yang memegang raket ketika shuttlecock disentuh raket.
b. Saat melakukan
servis, shuttlecock jatuh ke bidang servis yang salah yakni ke sisi
yang tidak berhadapan diagonal dengan pelaku servis; atau jatuh di
muka garis servis pendek; atau jatuh dibelakang garis servis panjang;
atau jatuh di luar garis batas samping lapangan.
c. Kaki pelaku
servis tidak berada dalam bidang servisnya, atau kaki penerima servis
tidak berada dalam bidang servisnya yang terletak bersebarangan
diagonal dan bidang servis pelaku servis, sampai pukulan servis
selesai dilakukan.
d. Sebelum atau
ketika melakukan servis, salah satu pemain melakukan gerak tipu atau
pura-pura atau secara sengaja mengejutkan lawannya.
e. Pada servis
ataupun sedang reli, shuttlecock jatuh di luar garis batas lapangan,
melayang menembus atau di bawah jaring, menyentuh langit-langit,
menyentuh dinding samping, atau menyentuh tubuh atau pakaian pemain.
f. Shuttlecock yang
sedang dalam permainan dipukul sebelum menyeberang ke sisi lapangan
pihak yang melakukan pukulan.
g. Waktu shuttlecock
dalam permainan, pemain menyentuh jaring atau tiang penyangga dengan
raket, bagian tubuh, atau bajunya.
h. Shuttlecock
menempel pada raket saat pukulan dilakukan atau shuttlecock dipukul
dua kali berurutan.
i. Saat dalam
permainan, seorang pemain tersentuh shuttlecock ketika ia berada di
dalam atau di luar batas lapangan.
j.
Pemain menghalang-halangi lawan.
12.
Umum
a. Pelaku servis
tidak boleh melakukan servis hingga penerima servis dalam keadaan
siap. Penerima servis dianggap siap jika ia melakukan gerakan untuk
menerima servis yang telah dibayangkan.
b. Pelaku dan
penerima servis harus berdiri di dalam batas bidang servisnya
masing-masing dan bagian dari kedua kaki pemain ini harus tetap
bersentuhan dengan lantai, dalam posisi diam, hingga shuttlecock
disentuh raket.
c. 1) Jika saat
servis atau reli, shuttlecock menyentuh dan tidak melampui jaring,
maka hal itu dianggap tidak sah.
2)
jika saat servis dan reli, shuttlecock tersangkut pada net, maka
diajukan let.
3) jika penerima
servis dinyatakan salah karena bergerak pada saat servis sedang
dilakukan, atau karena tidak berada dalam batas bidang servis yang
seharusnya, sementara pada saat yang sama pelaku servis juga
dinyatakan melakukan kesalahan, maka diajukan let.
4) Jika diajukan
let, permainan yang terjadi servis sejak servis terakhir yang benar,
tidak dihitung. Pemain yang baru saja melakukan servis akan melakukan
servis ulang, kecuali jika peraturan lain telah ditetapkan.
d. Jika pelaku
servis pada saat melakukan servis tidak mengenai shuttlecock, maka ia
dianggap melakukan kesalahan (fault); tetapi jika shuttlecock
tersentuh raket, servis telah dianggap telah dilakukan.
e. Jika dalam
permainan shuttlecock menyentuh jaring dan tetap tersangkut disana,
atau menyentuh jaring dan jatuh di posisi pemukulnya, atau menyentuh
lantai diluar lapangan; dan pemain lawan menyentuh jaring atau
shuttlecock dengan raket dan tubuhnya, maka tidak ada pinalti, sebab
shuttlecock dianggap dalam permainan.
f. Jika pemain
memukul shuttlecock dengan arah ke bawah , ketika berada dekat jaring
dengan harapan bahwa shuttlecock akan terpukul kembali olehnya, hal
ini dianggap menghalangi
lawan. Maka
wasit wajib menyatakan kesalahan (fault) atau let, jika hal tersebut
terjadi tanpa pemain mengajukannya. Jika pemain mengajukan hal
tersebut, maka wasit harus memberikan keputusan.
13.
Kontinuitas Permainan
Permainan
harus berkelanjutan dari servis yang pertama hingga akhir
pertandingan, ketika tim menang diputuskan, kecuali:
a. Pada
internasional Badminton Championship dan Ladies Internasional
Badminton Championship harus diizinkan suatu waktu istirahat (tidak
lebih dari 5 menit) yakni antara pertandingan kedua dan ketiga.
b. Di daerah yang
kondisi cuacanya menyebabkan waktu istirahat dibutuhkan (maksimal 5
menit), yakni antara pertandingan kedua dan ketiga, baik untuk
tunggal, ganda atau keduanya.
c. Karena keadaan
yang tak terhindarkan oleh pemain, wasit dapat menunda permainan
hingga waktu yang menurut pertimbangannya dibutuhkan.
14.Perlengkapan
Bulutangkis
•
Raket
Secara
tradisional raket dibuat dari kayu. Kemudian aluminium atau logam
ringan lainnya menjadi bahan yang dipilih. Kini, hampir semua raket
bulu tangkis profesional berkomposisikan komposit serat karbon
(plastik bertulang grafit). Serat karbon memiliki kekuatan hebat
terhadap perbandingan berat, kaku, dan memberi perpindahan energi
kinetik yang hebat. Namun, sejumlah model rendahan masih menggunakan
baja atau aluminium untuk sebagian atau keseluruhan raket.
•
Senar
Mungkin
salah satu dari bagian yang paling diperhatikan dalam bulu tangkis
adalah senar nya. Jenis senar berbeda memiliki ciri-ciri tanggap
berlainan. Keawetan secara umum bervariasi dengan kinerja. Kebanyakan
senar berketebalan 21 ukuran dan diuntai dengan ketegangan 18 sampai
30+ lb. Kesukaan pribadi sang pemain memainkan peran yang kuat dalam
seleksi senar.
•
Kok
Kok
adalah bola yang digunakan dalam olahraga bulu tangkis, terbuat dari
rangkaian bulu angsa yang disusun membentuk kerucut terbuka, dengan
pangkal berbentuk setengah bola yang terbuat dari gabus. Dalam
latihan atau pertandingan tidak resmi digunakan juga kok dari
plastik.
•
Sepatu
Karena
percepatan sepanjang lapangan sangatlah penting, para pemain
membutuhkan pegangan dengan lantai yang maksimal pada setiap saat.
Sepatu bulu tangkis membutuhkan sol karet untuk cengkraman yang baik,
dinding sisi yang bertulang agar tahan lama selama tarik-menarik, dan
teknologi penyebaran goncangan untuk melompat; bulu tangkis
mengakibatkan agak banyak stres (ketegangan) pada lutut dan
pergelangan kaki.
2.4
Teknik
Dasar Bermain Bulu Tangkis
Dalam
bermain bulutangkis, kita memerlukan teknik yang tepat agar permainan
kita tidak buruk atau setidak bisa memukul kok lebih kuat karena
menggunakan teknik yang tepat. Berikut adalah teknik dasar dalam
bermain bulu tangkis:
2.4.1
Cara
Memegang Raket (Grip)
Ada
2 cara yang dapat kita gunakan untuk memegang raket secara benar,
yaitu forehand grip dan backhand grip.
a.
Forehand Grip
Pegangan
forehand (pegangan dasar) Pegangan ini dapat di peroleh dengan cara
mendirkan raket yang sisinya tegak dengan lantai Pegangan ini hampir
sama dengan posisi tangan sedang bersalaman.
b.
Backhand Grip
Pegangan
ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan dari
pegangan forehead.
Cara
Latihan:
Sebelum
praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk
adaptasi menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang
raket dengan benar.
1. Peserta latih
dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes, dan
tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.
2. Lakukan gerakan
raket ke arah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga pergelangan
tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga terasa
betul terjadinya tekukan pada pergelangan tangan. Gerakkan
pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
3.
Memukul bola (kok) ke tembok.
4.
Bouncing ball.
Sikap
berdiri pada saat melakukan servis ada dua, yaitu :
1) Servis forehand
dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah pada
daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis servis
pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang, sementara
berat badan bertumpu pada kaki belakang. Pada saat kok dipukul, berat
badan pindahkan ke depan.
2) Servis backhand
dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah pada
daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis pendek. Kaki
kanan di depan dan kaki kiri di belakang, berat badan berada di
tengah dan pada saat servis dilakukan berat badan pindahkan ke depan.
Sikap
berdiri pada saat menerima servis, baik forehand maupun backhand:
1) Sikap berdiri
untuk permainan tunggaladalah berdiri pada daerah servis kira-kira di
tengah-tengah daerah servis dan satu meter di belakang garis servis
pendek.
2) Sikap berdiri
untuk permainan ganda adalah pemain lebih maju ke depan tetapi tidak
melewati garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di
belakang. Berat badan berada di kaki depan dengan posisi labil (kedua
kaki agak jinjit). Pada saat servis dilakukan berat badan dipindahkan
ke arah datangnya kok, mungkin ke depan atau belakang tergantung pada
jenis servis.
Sikap
berdiri pada saat rally
Sikap
ini sangat bervariasi, tergantung pada posisi pemain, apakah ia
melakukan serangan atau bertahan. Juga harus diperhatikan dari mana
arah datangnya kok, apakah dari depan, belakang, di atas kepala, di
samping atau di bawah. Sebagai patokan, sikap berdiri pemain tunggal
dianjutkan untuk selalu berdiri di tengah-tengah lapangan dan kedua
kaki tidak sejajar.
Gerak
Kaki (Foot Work)
Gerak
kaki atau kerja kaki adalah gerakan langkah-langkah yang mengatur
badan untuk menempatkan posisi badan agar memudahkan pemain dalam
melakukan gerakan memukul kok sesuai dengan posisinya.
2.4.2 Teknik
Pukulan
1. Pukulan Servis
Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai permulaan permainan. Macam-macam pukulan servis, yaitu:
1. Pukulan Servis
Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai permulaan permainan. Macam-macam pukulan servis, yaitu:
Pukulan
Servis Drive
Tujuan
dari servis drive adalah memukul kok dengan cepat, mendatar, dan
setipis mungkin melewati net. Sasarannya adalah sudut titik-titik
perpotongan antara garis belakang dengan garis tengah lapangan.
Cara melakukan pukulan servis ini adalah dengan melemparkan kok agak
jauh dari badan. Lengan bergerak bebas dan leluasa dalam
mengayunkan raket.
Pukulan
Servis Pendek
Servis
pendek adalah servis di mana kok melintas tipis melewati net.
Pukulannya mengarahkan kok ke sudut perpotongan garis servis depan
dengan garis tengah atau garis servis dan garis tepi. Coba Anda
lakukan servis pendek dengan cara berikut ini.
1.
Tangan kanan memegang raket dan tangan kiri memegang kok.
2.
Perpindahan berat badan dimulai dari kaki belakang ke kaki depan.
3.
Ayunkan raket dari belakang setinggi bahu ke depan.
4.
Lepaskan kok dan pukullah kok dengan penuh atau dipotong.
Pukulan
Servis Panjang
Servis
panjang bertujuan menerbangkan kok setinggi-tingginya sehingga jatuh
ke garis belakang bidang lapangan lawan. Pada permainan tunggal,
servis panjang dilakukan dengan memukul penuh kok. Untuk melakukan
pukulan servis panjang, Anda dapat melakukan cara berikut.
1.
Letakkan kaki kiri ke depan.
2.
Titik berat badan berada di antara kedua kaki.
3.
Ayunkan tangan yang memegang raket ke belakang sampai setinggi bahu.
4.
Pukullah kok setelah ayunan sampai di depan badan dengan mencambukkan
pergelangan tangan.
Pukulan
Servis Cambukan
Servis
cambukan menerbangkan kok ke belakang. Hasil pukulan ini bisa
membingungkan lawan sehingga kok jatuh tanpa disadari pihak lawan.
Sasaran servis ini adalah sudut perpotongan garis tepi dengan garis
belakang dan sudut perpotongan garis belakang dengan garis tengah.
Servis ini caranya sama dengan servis biasa. Tetapi, pukulan mendadak
dicambukkan saat raket menyentuh kok.
2. Pukulan Lob
2. Pukulan Lob
Pukulan
lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis yang bertujuan untuk
menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang
garis lapangan lawan. Pukulan lob dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
a.
Overhead
lob,
yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala dengan cara
menerbangkan shuttlecock melambung ke arah belakang.
b.
Underhand
lob,
yaitu pukulan lob yang dilakukan dari bawah dengan cara memukul
shuttlecock yang berada di bawah badan dan di lambungkan tinggi ke
belakang.
3. Pukulan Smash
3. Pukulan Smash
Smash
adalah suatu jenis pukulan yang
dilakukan
dengan tenaga keras dan
umumnya
ditujukan untuk meraih skor yang
mengarah
kebawah lapangan lawan pada
olahraga
bulutangkis, tenis, dan voli.
A.
Berikut adalah saran untuk melakukan smash pada permainan
bulutangkis:
1. Jangan gunakan
tenaga yang banyak dulu, konsentrasikan dulu pemakaian tenaga
pergelangan tangan.
2. Percepat gerakan
memukul kok dengan memakai tenaga dari pergelangan tangan.
3. Pembangkitan
tenaga saat melakukan smash harus cepat/seketika dan fokuskan
perpindahan tenaga dari kepala raket ke kok.
4.
Jangan pergunakan tenaga yang banyak sebelum tekniknya benar.
B.
Posisi pegangan raket (grip) saat melakukan
smash:
1.
Pegangan (grip) mesti relax dulu sebab dengan begitu kita baru bisa
memakai
tenaga
pergelangan tangan secara keras kebawah.
2. Pakailah pegangan grip yang sesuai dengan style masing- masing pemain, misalnya bahan yang terbuat dari kain atau karet atau sejenisnya.
3. Jangan pegang ujung raket terlalu keras sebab saat smash gerakan akan menjadi kaku.
2. Pakailah pegangan grip yang sesuai dengan style masing- masing pemain, misalnya bahan yang terbuat dari kain atau karet atau sejenisnya.
3. Jangan pegang ujung raket terlalu keras sebab saat smash gerakan akan menjadi kaku.
4.
Sebelum smash pegangan grip mesti relax, per-erat jari-jari tangan
hanya pada saat pemukulan kok saja.
5.
Posisi badan, kaki, tangan dan timing harus juga diperhitungkan.
C.
Beberapa tips untuk melakukan smash yang kuat (powerful smash):
1.
Kok harus tinggi dan juga berada di depan badan si pemain.
2.
Pada saat memukul kok, pergelangan tangan memukul dengan cepat kearah
bawah dan ke arah dalam, kepala raket mengenai kok langsung pada
posisi tegak lurus terhadap kok.
3. Saat memukul kok, kita harus mempercepat pergelangan tangan dan pemakaian tenaga mesti fokus, jari-jari memegang grip dengan cukup ketat untuk menambah ledakan dan mempercepat laju kepala raket.
3. Saat memukul kok, kita harus mempercepat pergelangan tangan dan pemakaian tenaga mesti fokus, jari-jari memegang grip dengan cukup ketat untuk menambah ledakan dan mempercepat laju kepala raket.
BAB
III
Penutup
3.1
Kesimpulan
Permainan
bulutanngkis merupakan permainan yang sangat digemari di Indonesia.
Permainan ini membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk
memainkannya. Permainan ini minimal dapat dimainkan oleh dua orang
dan maksimal oleh empat orang.
3.2
Saran
Permainan
bulutangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan bibit
atlit yang berpotensi. Untuk itu atlit alit besar Indonesia perlu
mendidik anak usia dini dalam bermain bulutangkis agar dapat
mengangkat nama baik Bangsa Indonesia.
Daftar
Pustaka
Anonim.
Peraturan Permainan Bulu Tangkis. Diakses pada tanggal 10 Desember
2013. Pukul 21.00. Di http://prismakehidupan.wordpress.com/.
Fourtofour,
Aris. 2012. Sejarah Olahraga Bulu Tangkis (Badminton). Diakses pada
tanggal 10 Desember 2013. Pukul 20.35. Di
http://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-olahraga-bulu-tangkis-badminton.html?m=1.
Ihsan, Azam. 2013. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013. Pukul 20.30. Di http://azamihsan87.blogspot.com/2013/01/b-tehnik-dasar-permainan-bulutangkis.html?m=1.
Ihsan, Azam. 2013. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013. Pukul 20.30. Di http://azamihsan87.blogspot.com/2013/01/b-tehnik-dasar-permainan-bulutangkis.html?m=1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar